Friday, February 27, 2009

Budi Anduk Fans Club

Budi Anduk, Sukses setelah Lama Menganggur

Hari ini (8/2) usia Budi Anduk genap 40 tahun. Matang secara usia, pria yang sempat putus harapan karena terlalu lama menjadi pengangguran itu merasa masih butuh banyak belajar untuk lebih mengembangkan karir. Meski, Budi bukan hasil proses instan.

Jumat (6/2) pagi, pria berkulit gelap, berbadan tambun, dan berambut kriwil dengan anting kecil di kuping kirinya itu sudah tampak segar. Di teras rumah kontrakannya di Jatiwaringin, Pondok Gede, Jakarta, pria bernama lengkap Budi Prihatin tersebut hendak beraktivitas.

Saat Jawa Pos tiba di rumahnya, Budi mengaku akan pergi ke studio di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk take voice (rekaman suara). ''Untuk iklan. Syutingnya sudah kemarin. Sekarang tinggal isi suara,'' jelasnya.

Budi memang seperti sedang ''memanen'' hasil kerja kerasnya pada masa lalu. Satu per satu berbagai tawaran kerja berdatangan. Hanya, tidak bisa diterima seluruhnya. ''Waktunya susah. Ane sih kalau waktunya bisa, ya diterima,'' ucap pria kelahiran Jakarta, 8 Februari 1968, tersebut.

Jadwal kerja yang sudah ada memang cukup padat. Syuting Tawa Sutra di antv saja, menurut dia, mulai Senin sampai Kamis pukul 09.00-22.00. ''Selebihnya ngamen saja. Ada acara di Indosiar setiap Minggu pukul 08.00-24.00,'' tuturnya.

Karena itu, Budi hanya memiliki waktu luang Jumat dan Sabtu. Dua hari sisa tersebut tidak mungkin jika harus diisi dengan syuting sinetron atau film. ''Makanya, ane bilang bergantung waktu. Kalau dua hari itu bisa buat kerja, ya kerja. Tapi, kalau nggak, ya libur saja di rumah,'' ujar bungsu di antara dua bersaudara kandung dan memiliki beberapa saudara tiri tersebut.

Kesibukan sekarang sangat disyukuri Budi. Sebelum terkenal seperti sekarang, dia merasa banyak waktu terbuang sia-sia. ''Lama nganggurnya ketimbang kerjanya,'' ungkapnya.

Setamat SMA pada 1986, Budi hanya nongkrong-nongkrong di sekitar rumahnya, ketika itu di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. ''Kalau lagi nganggur, ya nongkrong, ngapain lagi?'' tuturnya.

Saat-saat itu dirasa sebagai saat bahagia sekaligus menyedihkan. Bahagia, kata dia, karena merasakan kebebasan. Tidak ada yang mengatur jadwal tidur, jadwal bangun tidur, dan kegiatan sehari-harinya. ''Tapi, kalau lagi ingat, orang harus berusaha. Orang harus bergerak. Itulah bodohnya aku dulu,'' ungkap Budi menyadari.

Sering, kata dia, saat masih menganggur itu, dirinya nongkrong dengan sesama pengangguran malam-malam sampai pagi. ''Kalau lagi begadang begitu kan suka masak. Bawa telur, nasi, bikin nasi goreng di pinggir jalan,'' kenangnya.

Tidur pun di pinggir jalan. Sampai akhirnya, suatu hari, kebablasan sampai pagi. ''Bangun itu sudah pukul 07.00. Orang sudah pada wangi, rapi, pada jalan mau kerja. Sedangkan ane baru sadar. Akhirnya pulang, sampai rumah terusin lagi tidurnya,'' curhatnya lantas tertawa.

Sempat ada titik cerah ketika salah seorang temannya mengajak kerja sebagai pramuniaga di Pasaraya Manggarai pada 1991. ''Penasaran juga pengin dengar bule ngomong bahasa Inggris. Di sana kan banyak bule. Tapi, setahun doang. Menganggur lagi,'' paparnya yang ketika itu digaji Rp 100 ribu per bulan. (sugeng sulaksono/tia)

Budi Mengaku

Tidak suka masakan Eropa. "Lidah saya cocoknya tahu-tempe."

Tidak suka jalan-jalan. "Ane anak rumahan."

Sulit berhenti merokok.

Selalu bawa gitar ke lokasi syuting.

Pernah memanjangkan rambut sampai sepinggang.


























Tuesday, February 10, 2009

5 LELAKI TERKAYA DAN TERTAMPAN DI DUNIA!!! DARI INDONESIA JUGA ADA

5 lelaki dari beberapa negara yang fotonya terpampang di bawah ini konon kabarnya terganteng dan terkaya di dunia serta digila-gilain alias digandrungi oleh anak-anak dan cewek-cewek remaja, wanita muda maupun tua !

Hamdan, putera Sheikh Mohammed, dari Emirat Arab


Cucu Raja Faisal dari Arab Saudi



Penyanyi Turki


Imran Abbas, aktor Pakistan


Ini dari indonesia, wajahnya sudah tak asing lagi dibelantika tanah air

Monday, February 9, 2009

Poster caleg yang gak pe-de




Sebenarnya yang jadi caleg BOKAP apa ANAKNYA … ???

Monyoblos atau contreng yang mana nih … ???

Stttt …. ternyata ada yang lebih gak pedhean lagi.

Ada yang mo jadi CAPRESS, tapi gak pedhe tapi masih maksa NYAPRES pake “anaknya bapaknya”.

Wednesday, February 4, 2009

Nyervis laptop Compaq

Baru kali ini aku me'garansi lapto merk Compaq (adiknya HP) di Wisma Darmala, yg letaknya di sebelah utara pasar Keputran. Ya karena servis centernya di luar THR, terpaksa tadi pagi habis naik kereta langsung naik angkot 'V' turun langsung depan Darmala.



Karena blum pernah servis, jd nanya satpam di depan yg lagi ngatur mobil masuk, dan katanya ada di lantai bawah. Sebelum masuk pintu utama ada meja tamu yg di jaga satpam lagi, satpan yg satu ini galak juga. Depan saya ada Cowok & Cewek (jawa) lagi dimintai kartu identitas (KTP) kayaknya harus ditinggal. Giliran saya ditanya dan digeledah tas, udah tau mau servis laptop eh tetep aja geledah tas yg pasti isinya laptop, dan tak lupa aku kasih KTP buat ditinggal. ternyata di kembalikan lagi. Satpam ini memang Diskriminasi banget, masak dibelakangku ada serombongan (4 org) bermata sipit (chinese) malah gak ditanya, apalagi dimintai tanda pengenal.
Setelah masuk servis center dan ngambil kupon antrian, saya nunggu sambil baca-baca brosur. Antrian saya dipanggil sama mbak 'siska' namanya. setelah aku jelasin kerusakan apa adanya (karena bukan laptopku alias punya customer). Dan garansi diterima dengan baik, dan harus nunggu 1 mingguan, nunggu kiriman spare part dari Jakarta.
Setelah keluar dari servis center HP, lagi-lagi ngliat satpam 'diskriminatif' ini membiarkan banyak 'mata sipit' lalu lalang keluar masuk begitu saja tanpa dimintai tanda pengenal.
Langsung meluncur menuju THR, karena banyak servisan dan kulak'an CD blank...

Tuesday, February 3, 2009

Malangnya Nasibmu Telepon Umum

Masih ingat telepon umum coin (TUC)?
Telepon umum yang identik dengan uang logam. Nilainya antara Rp 100,- dan Rp 500,-.


Dulunya telepon umum coin (TUC) bisa di temukan di pinggir jalan, kantor, pasar, rumah sakit, terminal dan di tempat fasilitas umum lainnya. TUC memang banyak jumlahnya, tapi banyak juga TUC yang tidak bisa digunakan. Mungkin karena ada koin yang menyelip, tempat koin sudah penuh, kandang TUC dijadikan tempat pelampiasan emosi, gagang telepon sampai tidak ada atau lepas mungkin karena sering dibenturkan ke box telepon oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tidak jarang juga TUC dialih fungsikan menjadi tempat berteduh di waktu hujan ataupun sebagai tempat berpacaran bagi yang sudah tidak kebagian tempat.



Dengan adanya handphone yang jauh lebih canggih dengan fasilitas yang lebih lengkap dan modern serta wartel alias warung telkom yang bertebaran, yang bisa dijumpai di setiap sudut gang dan jalan. Hal ini menyebabkan eksistesi TUC semakin tergeser dan terpinggirkan. Sehingga keberadaan TUC menjadi kecil dan tak berarti lagi.



Ada yang lebih menarik lagi, telepon umum yang masih bertahan di mall. Entah sebagai pajangan saja, atau memang ada maksud lain atau untuk lebih menambah sisi artistik. Yang saya justru tidak sempat cek adalah apakah telepon umum koin ini berfungsi atau tidak. Oh ya, lokasi telepon umum biasanya dekat toilet atau dekat tangga.



Masih ingat saat kita masih SD dulu? Saat pelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam). kita disuruh membuat telepon dari gelas air mineral atau kaleng. Masih ingat kan?

Nah bagaimana jika telepon kaleng ini dijadikan pengganti pada telepon umum? Di Amrik sono. ada orang iseng yang menaruh gelas air mineral kosong di box tempat telepon umum.

Apa telepon gelas air mineral ini berfungsi? Yee… jelas gak lah,, Aksi usil ini dilakukan untuk menyindir aparat pertelekomunikasian yang tidak juga memperbaikinya. Tahu darimana? lha itu.. coba lihat di bawah gelasnya. Ada secarik surat cinta.

What ever lah.. maunya apa juga terserah. Yang jelas ide ini lucu, menggelitik tapi kenanya dalem juga..